A. Latar
Belakang
Pada proses pembelajaran di dalam
kelas, guru yang berperan dalam hal ini tentunya dihadapakan pada berbagai
kenyataan-kenyataan seputar permasalahan dalam pembelajaran. Fakta yang
ditemukan adalah pendidik tak lepas dengan situasi dimana setiap murid yang
diajarkan memiliki berbagai macam keberagaman yang unik. Karakteristik murid
yang bervariasi dan bermacam kekuatan yang dimilikinya serta keterampilan murid
yang menarik. Ini merupakan sebuah tantangan bagi setiap pendidik untuk bisa
memberikan keputusan dalam menyusun strategi pembelajaran yang berhubungan
dengan fakta tersebut serta dengan memperhatikan pembelajaran yang berpihak
kepada murid.
Menurut filosofi Ki Hadjar Dewantara,
pendidik diibaratkan sebagai seorang petani dan murid-murid adalah benihnya.
Petani harus mampu menyediakan wadah atau lahan bagi benih-benih tersebut dan
melakukan berbagai cara serta usaha untuk menjaga kelangsungan pertumbuhan dan
perkembangan dari benih. Begitulah seorang pendidik dalam pembelajaran harus
juga memperhatikan kekuatan kodrat anak yaitu kodrat alam dan kodrat zamannya,
karena bagaimanapun pemberlakuan yang diberikan kepada anak harus berpihak pada
anak. Peran dari seorang pendidik juga diutamakan untuk bisa mewujudkan profil
pelajar Pancasila yang diharapkan bisa diintegrasikan dengan visi misi sekolah
yang berpihak kepada murid. Program-program sekolah terkait dengan pembelajaran
yang berpihak kepada murid harus lebih ditingkatkan dan dimaksimalkan guna
mewujudkan lingkungan belajar yang menyenangkan, efektif dan optimal.
Berkaitan dengan fakta dan tantangan
di atas, pendidik bisa menerapkan sebuah pembelajaran yang disebut dengan
pembelajaran berdiferensiasi. Menurut Tomlinson (2000), pembelajaran
berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas
untuk memenuhi kebutuhan belajar setiap individu. Pembelajaran berdiferensiasi
adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru
yang berorientasi pada kebutuhan belajar murid. Adapun keputusan tersebut
dibuat berkaitan dengan: (1) lingkungan belajar yang “mengundang” murid untuk
belajar; (2) tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas; (3) penilaian
berkelanjutan; (4) merespon kebutuhan belajar murid dan (5) manajemen kelas
yang efektif.
Sebelum pelaksanaan pembelajaran
berdiferensiasi diterapkan, pendidik harus melakukan beberapa hal diantaranya
pemetaan terhadap kebutuhan belajar murid dan menentukan strategi pembelajaran
diferensiasi. Untuk melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid, pendidik harus
memperhatikan tiga aspek kebutuhan belajar murid yaitu kesiapan belajar
(readiness), minat dan profil/gaya belajar murid. Selain itu juga perlu untuk
menentukan strategi pembelajaran diferensiasi yang akan diterapkan dalam
pembelajaran seperti diferensiasi konten, proses dan produk. Setelah semuanya
dapat didiagnosa dan ditentukan dengan baik, maka pendidik bisa memenuhi
kebutuhan belajar murid melalui pembelajaran berdiferensiasi dan mampu untuk
menciptakan lingkungan belajar dengan iklim yang menyenangkan, efektif,
kondusif dan pastinya berpihak pada murid.
Adapun dalam pembelajaran di kelas perlu
memperhatikan bagaimana perilaku anak ke diri sendiri, orang lain dan
lingkungan yang akan mempengaruhi proses pembelajaran anak dan satu di
antaranya adalah pembelajaran sosial emosional dengan akronim SEL atau Social
Emotional Learning. Pembelajaran sosial emosional ini dilakukan oleh semua
komunitas sekolah baik oleh anak dalam hal ini murid, pendidik maupun orangtua.
Adapun kompetensi dari pembelajaran sosial emosional atau KSE yaitu kesadaran
diri (mengenali emosi), pengelolaan diri (mengelola emosi dan fokus), kesadaran
sosial (empati), keterampilan berhubungan sosial atau daya lenting (resiliensi)
dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Kelima kompetensi tersebut
bisa diterapkan dalam proses pembelajaran dengan berbagai macam teknik yang
bisa dilakukan, salah satunya adalah Latihan bernapas dengan kesadaran penuh
STOP.
B. Deskripsi
Aksi Nyata
1. Tujuan
a. Menerapkan
pembelajaran berdiferensiasi di kelas dengan memperhatikan kebutuhan belajar
siswa melalui pemetaan.
b. Menerapkan
strategi pembelajaran diferensiasi di kelas sesuai dengan pemetaan kebutuhan
belajar siswa
c. Mengintegrasikan
pembelajaran sosial emosional berupa salah satu atau dua dari kelima kompetensi
sosial emosional dengan panduan teknik-teknik yang sudah ada.
2. Tolok
Ukur
a. Tercapainya
tujuan pembelajaran berdiferensiasi di kelas dengan beberapa aspek penilaian
dari segi sikap, pengetahuan dan keterampilan
b. Tercapainya
pembelajaran sosial emosional di kelas dengan lembar observasi dari kompetensi
sosial emosional yang diterapkan
3. Linimasa
Tindakan Yang Akan Dilakukan
Adapun rincian dari tindakan aksi nyata yang dilakukan:
Minggu I
Meminta izin dan dukungan dari kepala sekolah serta
sosialisasi kepada rekan sejawat di sekolah
Minggu II
Sosialisasi kepada siswa di kelas dan melakukan pemetaan
kebutuhan belajar siswa.
Minggu III
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran berdiferensiasi dan
kompetensi sosial emosional di kelas
Minggu IV
Evaluasi dan refleksi dari pembelajaran berdiferensi dan
kompetensi sosial emosional di kelas
4. Dukungan
Yang Dibutuhkan
Dalam menerapkan aksi nyata pembelajaran berdiferensiasi
dan kompetensi sosial emosional ini dibutuhkan beberapa dukungan dari berbagai
pihak di sekolah terutama siswa sebagai subyek pelaksana kegiatan. Dukungan
lain dari kepala sekolah, rekan sejawat dan sarana prasarana yang ada di
sekolah
C. Hasil
Aksi Nyata
Adapun hasil aksi nyata dari kegiatan pembelajaran
berdiferensiasi dan kompetensi sosial emosional ini adalah:
1. Terlaksananya
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdiferensiasi dan kompetensi sosial
emosional dengan baik meliputi aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan serta
lembar observasi kompetensi sosial emosional
2. Dalam
kompetensi sosial emosional, siswa mampu melakukan teknik STOP dan memahami
kesadaran diri serta sosial.
Proses implementasi pelaksanaan aksi nyata dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
·
Identitas Program Pendidikan
Mata Pelajaran : PPKn
Kelas / Semester : XI / Ganjil
Materi : Harmonisasi Hak dan Kewajiban Asasi
Manusia dalam Perspektif Pancasila
Sub Materi :
Kasus Pelanggaran Hak Asasi
Manusia
Alokasi Waktu : 2 JP : 1 x Pertemuan (2 x 30 menit)
PTM Terbatas
· Tujuan Pembelajaran (ABCD : audience, behavior,
conditioning, degree.
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran
(mengamati tayangan video, mengamati kasus, diskusi, dan menggali informasi),
peserta didik diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
kasus pelanggaran hak asasi manusia.
a. Pembelajaran
Berdiferensiasi
1. Diferensiasi
Konten
· Peserta didik diberi kesempatan untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum dipahami dimulai dari
pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik berkaitan
dengan materi Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia
· Peserta didik dibentuk dalam 5 kelompok.
Masing-masing kelompok diberikan lembar kerja : untuk mengumpulkan informasi
dari berbagai sumber.
· Peserta didik difasilitasi oleh guru membuat
kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait Kasus Pelanggaran Hak Asasi
Manusia
2. Diferensiasi
Proses
· Sebelum kegiatan KBM di ruang kelas, guru
mengirimkan informasi melalui WA Group Kelas untuk membuka tautan materi yang
telah disiapkan pada LMS Schoology.
Materi yang disiapkan terdiri dari berbagai bentuk dengan tujuan untuk
mengakomodir kebutuhan belajar murid yang berbeda-beda.
· Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan
untuk memusatkan perhatian pada topik :
Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia, sesuai gaya belajar
masing-masing.
· Guru menjelaskan tahap pembelajaran yang akan
dilakukan oleh peserta didik melalui slide presentasi yang informatif
· Peserta didik secara mandiri menggali sebanyak
mungkin informasi sesuai dengan topik.
ü
Tayangan video
ü
Infografis
ü
Artikel
ü
Mind Map
ü
PPT
· Peserta didik mengamati masing-masing media
tentang Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia dan guru bertanya tentang isi dari media yang telah disiapkan.
3. Diferensiasi
Produk
·
Peserta didik mengolah data hasil eksplorasinya
· Peserta didik berdiskusi dalam kelompok kecil
tentang data yang sudah dikumpulkan secara individu pada kegiatan sebelumnya
· Peserta didik mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.
· Peserta didik dibebaskan untuk membuat rangkuman
dari informasi yang didapatkan dalam ragam bentuk (Infografis, poster, mind
map, PPT, google slide, atau flipping book) agar lebih mudah dan dirasa dapat
menggambarkan pemahaman mereka.
b. Pembelajaran
Sosial dan Emosional
1. Kegiatan
Pendahuluan
· KSE : Kesadaran Diri
Menyiapkan kondisi fisik dan psikis peserta didik
melalui latihan bernafas dengan kesadaran penuh dengan metode STOP
2. Kegiatan
Inti
· KSE : Keterampilan Berelasi
Peserta didik dibentuk dalam 6 kelompok. Masing-masing
kelompok diberikan lembar kerja : untuk
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber.
· KSE : Pengambilan Keputusan yang Bertanggung
Jawab
Peserta didik berdiskusi dalam kelompok kecil tentang
data yang sudah dikumpulkan secara individu pada kegiatan sebelumnya
· KSE : Kesadaran Sosial
Peserta didik menyajikan hasil kerjanya. Peserta didik
yang lain menanggapi dan saling menghargai pendapat dalam diskusi. Sementara
itu guru memfasilitasi, memantau, dan melakukan penilaian.
2. Pelaksanaan
Pembelajaran
Pembelajaran berdiferensiasi dan
sosial emosional ini dilaksanakan dengan pembelajaran tatap muka secara
terbatas. Model pembelajaran yang digunakan adalah discovery learning dengan
harapan pada akhir pembelajaran peserta didik dapat menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan kasus pelanggaran hak asasi manusia.
Proses pembelajaran diawali dengan
melakukan pemetaan kelompok diskusi berdasarkan minat belajar peserta didik
pada kasus-kasus pelanggaran HAM masa lalu yang pernah terjadi di Indonesia,
yaitu yaitu peristiwa tanjung priok, kasus pembunuhan Marsinah, tragedi
Trisakti, kasus pembunuhan Munir, tragedi Semanggi, dan pelanggaran HAM Papua.
Pembimbingan kelompok diskusi dilakukan
berdasarkan kebutuhan kelompok melalui whatsapp group. Peserta didik yang
tergabung dalam kelompok diskusi dibebaskan untuk membuat rangkuman dari
informasi yang didapatkan dalam berbagai ragam bentuk media yang diminati (Infografis,
poster, mind map, PPT, google slide, atau flipping book) agar lebih mudah dan
dirasa dapat menggambarkan pemahaman mereka
D. Refleksi
Aksi Nyata
Aksi nyata yang telah dilakukan
berjalan dengan baik. Namun perlu dimaksimalkan lagi karena alokasi waktu yang
terbatas untuk tatap muka dalam pembelajaran. Pada proses pelaksanaan
pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional ini, awalnya
mengalami kesulitan dalam mengimplementasikan diferensiasi dan sosial emosional
pada tahapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Perlu rancangan yang
matang dalam penjabarannya. Namun, setelah terintegrasi pada tahapan
pembelajaran, ternyata pelaksanaannya menjadi lebih menyenangkan. Hal ini
dikarenakan pembelajaran dilaksanakan berdasarkan pada kebutuhan peserta didik,
kesiapan belajar, minat, dan profil belajar peserta didik. Dengan pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan belajar, peserta didik dapat lebih semangat, lebih
memaksimalkan kinerja belajarnya sehingga tujuan belajar dapat tercapai dengan
baik. Selain itu, pembelajaran sosial emosional juga sangat mendukung
pembelajaran. Melalui PSE, peserta didik menjadi semakin sadar akan posisi mereka,
hadir sepenuhnya dalam pembelajaran, lebih tenang dan fokus dengan tujuan
pembelajaran, dapat berlatih mengambil keputusan sesuai dengan minat mereka
tentang kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia yang pernah terjadi di
Indonesia.
Melalui pembelajaran berdiferensiasi dan
sosial emosional, peserta didik terlihat lebih nyaman dalam belajar karena
dapat menyesuaikan dengan kesiapan, minat, profil belajarnya sehingga
kemerdekaan belajar dapat terwujud dan meningkatkan prestasi akademik menjadi
lebih baik.
E. Rencana
Perbaikan Di Masa Mendatang
1. Menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran dengan memperhatikan alokasi waktu serta
ketersediaan sarana prasarana untuk lebih mendukung proses pembelajaran supaya
lebih menarik, menyenangkan dan berpihak pada siswa.
2. Memperbaiki
pola diferensiasi terutama pada sisi diferensiasi proses pembelajaran agar
lebih bervariasi lagi.
3. Meningkatkan
pembelajaran social emosional (PSE) baik melalui kegiatan yang terintegrasi
dalam pembelajaran, kegiatan rutin, atau bahkan budaya positif sekolah sehingga
keterampilan social emosional dapat dikuasai oleh peserta didik. Semoga dapat
berkolaborasi dengan semua guru mata pelajaran tentang pembelajaran
berdiferensiasi dan social emosional, sehingga tercipta lingkungan belajar yang
mampu mengundang peserta didik untuk belajar secara merdeka dan nyaman,
layaknya taman siswa Ki Hajar Dewantara yang menyenangkan.
F. Dokumentasi
Berikut potret dokumentasi aksi nyata pelaksanaan
pembelajaran berdiferensiasi dan sosial emosial
1. Pemetaan
Kebutuhan Belajar Peserta Didik
a. Penyiapan
materi diskusi kelompok sesuai sub materi pembelajaran yang akan dilaksanakan.
b. Pemilihan
materi diskusi kelompok berdasarkan minat peserta didik melalui padlet.
c. Hasil
pemetaan materi diskusi kelompok berdasarkan pilihan peserta didik.
2. Pelaksanaan
Pembelajaran Berdiferensiasi dan Sosial Emosional di Kelas
a. Kegiatan
Pendahuluan
·
Orientasi
Pembukaan
(salam pembuka, berdo’a, absensi kelas, dan lain-lain)
· Informasi hasil pemetaan materi diskusi kelompok
sesuai kebutuhan beajar peserta didik.
· ·
Menyiapkan kondisi fisik dan psikis peserta
didik melalui latihan bernafas dengan kesadaran penuh dengan metode STOP (KSE :
Kesadaran Diri)
· Apersepsi
Mengaitkan
pembelajaran yang telah lalu, serta pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik.
· Motivasi dan Pemberian Acuan
Menampilkan
video motivasi
· Stimulation (Pemberian Rangsangan)
ü
Menampilkan video ilustrasi tentang materi
pembelajaran
ü
Menggali informasi dari berbagai media.
· Problem Statement (Pertanyaan/identifikasi
Masalah)
Mengidentifikasi
hal yang belum dipahami
· Data Collection (Pengumpulan Data)
Membentuk
kelompok diskusi untuk membentuk informasi
· Data Processing (Pengolahan Data)
Berdiskusi
dan mengolah informasi
· Verification (Pembuktian)
Menyajikan
hasil kerja (presentasi)
· Generalization (Menarik Kesimpulan)
Menarik
kesimpulan materi yang telah dipelajari
C. Kegiatan
Penutup
· Refleksi pembelajaran dan refleksi diri
· Agenda kegiatan tindak lanjut, rencana
pembelajaran pertemuan yang akan datang, berdo’a, dan salam penutup.
3. Dokumentasi
pada LMS Pembelajaran
a. Tahapan
Pembelajaran
b. Kelompok
Diskusi
c. Refleksi
Pembelajaran dan Refleksi Diri
4. Dokumentasi
lainnya
a. Link
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP pembelajaran berdiferensiasi dan sosial emosional dapat diakses (di sini)
b. Link Video Aksi Nyata
Video aksi nyata dapat diakses (di sini)
c. Link laporan aksi nyata modul 2.1 dan 2.2
Laporan aksi nyata ini dapat diakses (di sini)